On Fire Juve

7
Read more

Logo Manchester City

1






Nama Lengkap:
Manchester City Football Club
Tahun Berdiri:
1880
Julukan:
The Citizens, City
Liga:
Liga Inggris
Alamat:
City of Manchester Stadium, SportCity, Manchester M11 3FF
Situs Resmi:
http://www.mcfc.co.uk
Stadion:
City Of Manchester Stadium
Kapasitas:
47.726 penonton
Kota:
Manchester
Sejarah Klub:

Manchester City F.C. dibentuk pada tahun 1880 dengan nama St. Marks (West Gordon) oleh Anna Connel dan dua orang anggota gereja St. Marks. Tahun 1887 mereka pindah ke markas yang baru di Hyde Road, Ardwick. Nama klub pun berubah menjadi Ardwick A.F.C. demi pnyesuaian pada letaknya yang baru. Ardwick mulai ikut berkompetisi di divisi 2 Football League tahun 1892. Setahun kemudian, musim 1893-1894, masalah financial membelit klub dan setelah diorganisasi ulang akhirnya mereka berganti nama lagi menjadi Manchester City Football Club.
Periode Awal

City menjuarai dvisi 2 pada tahun 1899 dan promosi ke kasta tertinggi liga Inggris, divisi satu. Prestasi awalnya ditandai dengan kemenangan atas Bolton Wanderers di final Piala FA tahun 1904. Pada tahun 1920, stadion City di Hyde Road mengalami bencana kebakaran di tribun utama. Lantas pada tahun 1923, mereka pindah ke merkas nya yang baru, Maine Road yang terletak di Moss Side.

The Citizen menjuarai lagi Piala FA pada tahun 1934 dengan mengalahkan Porstmouth di final. Dan gelar liga pun tak beberapa lama dapat mereka raih, tahun 1937 mereka menjuarai liga Inggris untuk pertama kalinya. Tetapi musim berikutnya mereka justru terdegradasi ke divisi 2, lucunya mereka adalah klub pencetak gol terbanyak dibanding klub manapun di liga. 20 tahun kemudian, Manchester City yang diinspirasi oleh taktik bernama Revie Plan berhasil masuk final Piala FA 1955. Mereka kalah di final melawan Newcastle, tapi tahun berikutnya mereka menjuarai Piala FA dengan mengalahkan Birmingham di final 3-1. Partai final tahun 1956 ini termasuk partai final Piala FA yang dikenang orang banyak karena di pertandingan itu kiper City, Bert Trautmann, terus bermain walaupun mengalami patah tulang leher.

Setelah itu City tenggelam dan baru muncul ke permukaan saat Joe Mercer dan Malcolm Allison ditunjuk untuk menjadi duo manager klub pada tahun 1965. Mereka membuat pembelian terpentingnya pada Mike Summerbee dan Colin Bell. 2 musim berikutnya, musim 1967-1968, Manchester City menjuarai divisi satu untuk kedua kalinya. Pada partai terakhir mereka memastikan gelar juara dengan kemenangan 4-3 di kandang Newcastle. Piala dan prestasi pun kemudian mulai mengalir datang. Piala FA mereka raih lagi di tahun 1969 serta piala Winners Eropa pertama kalinya mereka raih pada tahun 1970 dengan mengalahkan Gornik Zabrze 2-1 di final.
Rivalitas dengan klub sekota, Manchester United, selalu sengit. Salah satu partai yang banyak dikenang adalah pada partai terakhir di musim liga 1973-1974. Derby panas tak terelakkan tatkala baik City maupun United harus menang agar bisa selamat dari degradasi. Pemain legendaris MU, Denis Law, mencetak satu-satunya gol kemenangan yang juga otomatis melempar rival sekotanya ke divisi 2. Tahun 1976 mereka meraih Piala Liga dengan mengalahkan Newcastle di final 2-1.
Periode 1980-2002

Manchester City tidak menghasilkan gelar penting dan hanya timbul-tenggelam di Premiership. Mereka hanya promosi ke divisi utama namun kemudian terdegradasi lagi ke divisi 2. Bahkan pada tahun 1996 mereka terdegradasi sampai ke divisi 3. Setelah kedatangan David Bernstein sebagai chairman yang baru, City pun mulai berbenah. Pada tahun 2001, Kevin Keegan ditunjuk untuk menangani Citizen dan mereka pun berhasil promosi ke Liga Premier.
Pindah ke City Of Manchester Stadium

Musim 2002-2003 merupakan musim terakhir stadion Maine Road dipakai Manchester City. Stadion tua yang telah dihuni City selama 80 tahun dan menjadi saksi pahit-manisnya prestasi City. The City telah membangun sebuah stadion megah baru bernama ‘City Of Manchester Stadium’ yang berkapasitas 48.000 penonton. Pada partai derby terakhir di Maine Road Citizen menang atas musuh bebuyutannya, Manchester United, dengan skor 3-1.

Maret 2005 Keegan mundur dan Stuart Pearce menggantikannya sebagai caretaker atau manager sementara. Penampilan City yang cemerlang membuat Pearce diangkat sebagai manager penuh dan musim 2005-2006 Pearce membawa City menempati urutan ke-6 Premiership. Musim berikutnya penampilan City menurun drastis dan hanya menghuni papan bawah klasemen walaupun tidak sampai terdegradasi. Pearce akhirnya dipecat dan digantikan mantan manager tim nasional Inggris, Sven Goran Eriksson. Pada saat itu Manchester City telah dimiliki oleh miliuner ambisius yang juga bekas perdana menteri Thailand, Thaksin Shinawatra.

Dibawah Eriksson, City tampil perkasa pada awal kompetisi namun mulai kehilangan keseimbangan mulai dari pertengahan kompetisi. Walaupun demikian mereka masih bisa mencapai zona piala UEFA eropa berkat penampilan fair play nya. Thaksin yang tidak sabaran sudah ingin memecat Eriksson sebelum akhir kompetisi jika saja tidak ditahan oleh fans Citizen yang merasa Thaksin terlalu semena-mena dan tidak memperhatikan keinginan fans City. Pemecatan Eriksson hanya dapat tertunda sebentar dan akhirnya benar-benar dilakukan saat kompetisi berakhir. Mark Hughes, manager Blackburn dan juga mantan pemain kesayangan rival Manchester United, ditunjuk untuk menggantikannya.
City Dibeli Oleh Abu Dhabi Group

Pada saat Hughes naik, sebetulnya harta Thaksin sudah di ujung tanduk pembekuan karena tuduhan korupsi selama berkuasa sebagai perdana menteri di Thailand. Thaksin yang mengerti posisinya sudah tidak memungkinkan lagi untuk terus mendanai Citizen akhirnya melepas kepemilikannya kepada Abu Dhabi United Group (ADUG) yang dimiliki bangsawan Uni Emirat Arab, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan. Sheikh Mansour adalah miliuner yang lebih kaya lagi dibanding Thaksin dan lebih ambisius. Hanya beberapa hari setelah kepastian kepemilikannya atas Manchester City, ia langsung membuat rekor pembelian pemain termahal Inggris dengan pembelian Robinho dari Real Madrid. Rekor harga 32,5 juta pounds itu melampaui harga 28 juta pounds yang ditawarkan klub kaya Inggris lainnya Chelsea atas pemain Brazil tersebut. Dengan dukungan dana yang benar-benar melimpah, fans Citizen bersiap untuk menyaksikan lagi pemain-pemain dunia lain akan diboyong ke klub tercinta mereka.

Musim 2008-2009 diakhiri Citizens dengan duduk di peringkat 10 Premier League. Pencapaian yang "biasa-biasa" tersebut langsung mengundang adanya gosip pemecatan Mark Hughes. Namun isu tersebut langsung ditampik pihak manajemen.

Pada awal musim 2009-2010, Hughes kembali membelanjakan uang berlimpah pemilik City yang kaya raya dengan pembelian gelandang talisman Gareth Barry asal Aston Villa, Roque Santa Cruz dari Blackburn Rovers, dua penyerang handal: Carlos Tévez dari Media Sports Investments dan Emmanuel Adebayor dari Arsenal, serta dua bek tangguh: Kolo Touré dari Arsenal dan Joleon Lescott dari Everton. Walau Citizens sudah tampil lebih stabil dari musim lalu namun keinginan pemilik untuk memboyong manager yang lebih teruji tampaknya sudah tak tertahankan lagi.

Pada Desember 2009, Hughes dipecat dan digantikan oleh manager Italia yang telah mempersembahkan 3 gelar juara serie A bagi Inter Milan, Roberto Mancini.

Prestasi :
Juara Liga: 1937, 1968
Juara Piala FA: 1904, 1934, 1956, 1969
Juara Piala Liga: 1970, 1976

Juara Piala Winners: 1970
Read more

Logo Fulham

0
Add caption
Profil Fulham-------->>>>
Nama Lengkap:
Fulham Football Club
Tahun Berdiri:
1879
Julukan:
The Cottagers
Liga:
Liga Inggris
Alamat:
Craven Cottage, Stevenage Road, London SW6 6HH
Situs Resmi:
http://www.fulhamfc.com

Pemilik:
Mohamed Al-Fayed
Chairman:
Mohamed Al-Fayed
Manager:
Roy Hodgson

Stadion:
Craven Cottage
Kapasitas:
25.700 penonton
Kota:
London

Sejarah Klub:

Fulham awalnya adalah sebuah klub sepakbola amatir bernama Fulham St. Andrew’s Church Sunday School, dibentuk tahun 1879 oleh umat gereja ‘Church Of England’ di Star Road, West Kensington. Klub ini memenangi kejuaraan amatir ‘West London Amateur Cup’ pada tahun 1887. Kemudian nama klub yang panjang dipangkas menjadi ‘Fulham’ saja dan nama baru ini mulai dipakai tahun 1888. Mereka menjuarai liga amatir ‘West London League’ di tahun 1893. Kandang Fulham sendiri, Craven Cottage, mulai dipakai sejak tahun 1896.

Fulham mendapatkan status sebagai klub sepakbola profesional pada 12 Desember 1898, tahun yang sama dimana mereka mulai mengikuti kompetisi Southern League divisi 2. Dan mereka mulai masuk sebagai anggota Football League setelah mereka menjuarai untuk kedua kalinya Southern League. Fulham terus berkutat di divisi ‘bawah’ liga Inggris sampai pada tahun 1949 dimana mereka berhasil promosi ke divisi utama. Namun di divisi utama prestasi Fulham tidaklah baik, mereka hanya menempati papan bawah. Pada 1952 mereka terdegradasi lagi ke divisi 2 dan bertahan 7 tahun lamanya disana. Tahun 1959 barulah mereka bisa mencicipi lagi kompetisi divisi utama dan kali ini mereka bertahan lama hingga 9 tahun.

Pemain legendaris Fulham di masa itu adalah Johny Haynes yang mungkin juga merupakan pemain paling besar sepanjang sejarah Fulham, bermain selama 18 tahun , 657 penampilan dan pernah mewakili tim nasional Inggris sebanyak 52 kali (22 kali diantaranya menjadi kapten timnas).
Revolusi Al Fayed

Dari 1968 sampai 2001 Fulham benar-benar tidak pernah merasakan lagi divisi satu liga. Namun pada tahun 1997 seorang miliuner berdarah Mesir, Mohamed Al-Fayed, datang membeli Fulham, ketika itu Fulham masih berada di divisi 3. Manager Micky Adams kemudian dipecatnya dan mengangkat Ray Wilkins menjadi penggantinya. Kevin Keegan juga ditarik menjadi Direktur Operasional klub. Al Fayed langsung mencanangkan target 5 tahun masuk divisi premier. Setelah adanya perselisihan paham soal pemilihan tim utama, Ray Wilkins mundur pada Mei 1998 dan Al Fayed memberikan posisi manager sepenuhnya kepada Kevin Keegan. Keegan mulai menangani klub saat berada divisi 3 dan menorehkan rekor yang cukup mencengangkan, mereka meraup 101 poin dari kemungkinan 138 poin. Tidak beberapa lama Keegan diangkat menjadi manager tim nasional Inggris, Paul Bracewell didatangkan untuk menggantikannya.

Tetapi Bracewell tidak bertahan lama, ia dipecat pada tahun 2000, dimana Fulham sudah berada di divisi championship (satu divisi dibawah Liga Premier). Al Fayed kemudian mengontak bekas pemain legendaris Perancis, Jean Tigana, untuk melatih Fulham. Tigana datang dan membawa serta beberapa pemain muda yang bertalenta, salah satunya adalah Louis Saha. Saha mencetak 90 gol dari 46 kali penampilannya saat itu dan membawa Fulham promosi ke Liga Premier untuk pertama kalinya sejak tahun 1968. Target 5 tahun masuk Liga Premier pun dicapai lebih cepat dengan hanya 4 tahun saja. Pada tahun itu pula kapten tim, Chris Coleman, mengalami kecelakaan lalu lintas dan terpaksa harus gantung sepatu.
Debut Dan Bertahan Di Premiership

Pada awal musim 2001, media Inggris secara mengejutkan menempatkan Fulham sebagai calon klub yang bisa menghuni papan tengah liga. Bahkan ada yang menempatkan mereka sebagai calon juara liga. Namun di luar pengharapan yang terlalu tinggi itu, pada akhirnya Fulham menempati urutan ke 13 Premiership, tetapi sesungguhnya itu sudah termasuk pencapaian yang bagus bagi sebuah tim promosi.

Musim berikutnya Fulham mulai labil dan terancam degradasi. Al Fayed yang mulai tidak sabar langsung memberitahukan Tigana bahwa kontraknya tidak akan diperpanjang di akhir musim. Penampilan Fulham justru semakin terseok setelah pemberitahuan itu dan setelah kekalahan telak 0-4 dari Blackburn, Tigana langsung meninggalkan klub lebih cepat karena dipecat oleh Al Fayed. Selama memegang Fulham, Tigana sempat membuat rekor pembelian Steve Marlet dari Lyon seharga 11,5 juta pounds. Marlet justru menjadi kartu mati Fulham dengan penampilan mengecewakannya. Ia hanya tampil 53 kali selama 3 tahun dan mencetak 11 gol.

Setelah kepergian Tigana, Chris Coleman ditunjuk menjadi pelatih sementara saat Fulham sudah benar-benar di ujung degradasi. Dengan hanya menyisakan 5 partai, Coleman bisa membawa Fulham meraup 10 angka dari kemungkinan 15 angka. Fulham pun selamat dari degradasi. Karena penampilan awal yang impresif, Coleman kemudian diberikan jabatan penuh sebagai manager.

Musim 2003-2004, dengan media dan bandar taruhan menempatkan mereka sebagai calon degradasi, Coleman membuat prestasi gemilang dengan memimpin Fulham untuk mencapai rangking ke 9 liga. Padahal waktu itu Fulham sedang dirundung masalah keuangan yang menyebabkan Louis Saha dijual ke Manchester United dengan rekor transfer 13 juta pounds. Ranking ke-9 itu adalah pencapaian tertinggi Fulham saat itu di liga Premier.

Musim 2004-2005, Fulham kembali mampu bertahan di Premiership dengan mencapai urutan ke-13. Musim 2005-2006 yang berat dilalui Fulham dengan penampilan labil, mereka bisa kalah telak 1-6 dari West Bromwich tetapi juga mampu mengejutkan dengan menang atas juara bertahan Chelsea 1-0. Pada akhir musim, Fulham menempati tangga ke 12 liga, naik satu tingkat dibanding musim sebelumnya. Musim 2006-2007 ditandai dengan dipecatnya Coleman karena penampilan buruk Fulham. Lawrie Sanchez datang untuk menggantikannya. Sanchez sebetulnya tidaklah mampu membawa angin segar tetapi keberuntungan berpihak padanya sehingga Fulham selamat dari degradasi. Musim 2007-2008 pun tidaklah berbeda, klub London itu terus berkutat di zona degradasi. Sanchez dipecat dan Al Fayed kali ini menunjuk manager berdarah Inggris yang justru hampir sebagian besar karir manajerialnya ada di luar Inggris, Roy Hodgson. Lewat manager yang sempat menangani Inter Milan tersebut The Cottagers kembali terselamatkan dari degradasi dengan menang pada saat-saat akhir liga, yaitu melawan tuan rumah Portsmouth yang menentukan.
Read more

Logo AS Roma

0


AS Roma Profile Club :
Nama: Associazione Sportiva Roma SpA
Julukan: Il Giallorossi (Kuning Merah), La Magica (Magis), Il Lupi (Si Srigala)
Berdiri: 22 Juli 1927 (Oleh Italo Foschi)
Stadion: Stadio Olimpico Roma, Italy (Kapasitas 82,700)
Presiden: Rosella Sensi
Pelatih: Luciano Spalletti

Sejarah

Associazione Sportiva Roma didirikan pada tahun 1927 oleh Italo Foschi. Klub ini merupakan hasil merger tiga klub Roma yang telah berdiri sebelumnya, yaitu Roman, Alba-Audace dan Fortitudo.

Merger tiga klub tersebut merupakan inisiatif diktator fasis terkenal Italia, Benito Mussolini. Tujuannya adalah membentuk klub yang kuat dari ibukota yang bisa mengakhiri dominasi klub-klub utara Italia saat itu.

Di tahun pertamanya sebagai klub profesional, AS Roma menjadikan Motovelodromo Appio sebagai stadion kandang mereka sebelum pindah di Campo Testaccio yang mulai dibuka pada November 1929.

AS Roma juga identik dengan warna merah marun dan kuning keemasan, yang mewakili warna tradisional dari kota itu sendiri. Warna itu sendiri diambil dari salah satu dari tiga klub merger, yaitu Roman Football Club.

Prestasi

Sejak berdiri di tahun 1927, AS Roma belum bisa mewujudkan ambisi Mussolini untuk mengakhiri dominasi klub dari utara Italia. Buktinya, hanya sedikit gelar diperoleh tim ibukota Italia itu dalam rentang waktu hampir sembilan dekade.

Di Serie A Italia, Roma hanya berhasil menjadi juara sebanyak tiga kali. Sementara di ajang Coppa Italia, sembilan titel dikoleksi dan gelar terakhir didapat tahun lalu. Di ajang Piala Super Italia, Roma memenangi ajang ini di tahun 2001 dan 2007. Di Serie B, Roma pernah menjadi juara di musim 1951/52.

Di kompetisi Internasional, Roma hanya satu kali memenangi ajang bergengsi, yaitu Piala UEFA di musim 196-/1961. Namun di ajang junior, Roma tampil cukup dominan. Di even Campionato Nazionale Primavera, enam gelar berhasil disegel pasukan Roma, sementara di Coppa Italia Primavera, mereka berhasil memperoleh tiga titel juara. Tak salah jika kemudian banyak pemain junior Roma yang kemudian menjadi bintang, seperti Danielle de Rossi dan Alberto Aquilani di musim ini.

Fakta Menarik Lain

- Nomor punggung #6 di Roma resmi dipensiunkan, yang merupakan bentuk penghormatan bagi Aldair, bek asal Brasil yang membela Roma sepanjang 13 musim, dari 1990 hingga 2003.

- Rosella Sensi memegang kendali Roma di tahun 2008 karena presiden sebelumnya, Franco Sensi, yang juga merupakan ayahnya, meninggal dunia.

- Francesco Totti memegang banyak rekor Roma, mulai dari penampilan terbanyak di berbagai kompetisi, juga rekor penampilan terbanyak di serie A, dan pencetak gol terbanyak untuk Roma.

- Logo Roma yang berbentuk srigala adalah ilustrasi dari mitos Romulus dan Remus, yang merupakan cerita terbentuknya kota Roma.

- Lagu kebesaran Roma yang juga sekaligus motto klub adalah La Roma non si discute, si ama, yang dinyanyikan oleh penyanyi Antonello Venditti. Arti kasarnya dari ungkapan tersebut adalah Roma tidak untuk dipertanyakan, tetapi untuk dicintai. Lagu ini dinyanyikan tiap Roma memetik kemenangan kandang setelah pertandingan rampung.
Read more
 
Copyright 2009 Football Club
Design by BloggerThemes